Kamis, 24 Maret 2011

AKHIR DARI SEMUA HAL... part 3

          Selasa, 08 Maret 2011. Kejadian kedua kalinya berlanjut saat saya tidur dengan lelapnya dan tiba-tiba sosok yang dirindukan datang menghampiri dan dirasa tidak ada apa-apa bahwa sebenarnya sosok itu telah hilang dan tidak akan pernah kembali lagi. Kala itu saat beliau menyapu dan berani mengumpulkan beberapa serakan sampah yang berada di hadapan beliau saat pagi kira-kira sesudah waktu shubuh. Saya diajak untuk memungut semua yang tergelatak di jalan-jalan saat itu, sentak saya bertanya, "kenapa ibu bisa dan kuat untuk mengumpulkan ini semua ? padahal sudah ada petugas kebersihan yang selalu datang tiap pagi untuk mengerjakannya". Ibu pun menjawab, "memang sudah kewajiban kita untuk melakukannya, dan selagi kita masih mampu untuk memungutnya sendiri kenapa tidak kita melakukannya sendiri".

                Dari petikan kalimat jawaban yang dilontarkan nenek saya dapat mengambil hikmah yang ada dibalik itu semua, insya allah. Kita hidup di sekitar baik dalam hubungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara hendaklah saling membantu dan mencoba untuk meringankan beban orang lain, apalagi orang yang berada di hadapan kita sendiri. Selagi masih mampu untuk menolong kenapa tidak kita berusaha untuk membantunya. Tentu dengan satu kata, "ikhlas" agar berkah nantinya dan insya allah, allah akan meridoi orang-orang yang bersyukur, amin.

             Semua kejadian yang saya tuangkan disini berdasarkan apa yang saya rasakan sendiri dan tanpa intrik fiksi di dalamnya, insya allah saya akan terus mendoakan nenek saya sehabis shalat lima waktu dan beliau bisa tenang di alam sana. Untuk keluarga yang ditinggalkan semoga bisa diberi ketabahan dan kekuatan untuk terus melangkah ke depan dan belajar dari pengalaman sebelumnya, bahwa saya beserta keluarga yang lain ada karena adanya NENEK.



Salam,
Cucu Tersayang

AMan

Sabtu, 19 Maret 2011

AKHIR DARI SEMUA HAL... part 2

         Kamis, 03 Maret 2011. Awalnya malam itu saya tidak merasakan apa-apa, terpikirkan untuk mendapatkan kejadian seperti itu pun juga tidak saya bayangkan. Dalam kesenyapan tidur saya pada malam itu tiba-tiba sosok yang saya rindukan selama ini datang. Datang dalam keadaan yang biasa dan tidak terlalu menampakkan bahwa sebenarnya sosok itu telah tiada. Dalam mimpi saya menceritakan...
               Saat itu siang dengan panas teriknya menyelimuti daerah yang terbilang tidak dapat saya gambarkan sebelumnya. Saya beserta keluarga besar dari ibu (baca nenek), kakek, kedua orangtua, paman, dan tante, ingin berangkat menuju Kota Bogor dengan menggunakan kapal terbang, untuk mengantarkan kakek bersama paman saya terbang umrah nantinya. Semua tiket penerbangan sudah dipesan dan tinggal menuju Bandara Internasional Minangkabau, Padang, dengan menggunakan bus. Tapi kejadian yang tidak disangka terjadi, ibu (baca nenek) saya tidak ingin pergi bersama dan ingin tetap tinggal di rumah. Dengan alasan tidak mau ikut pergi mengantarkan kakek umrah ke bandara nantinya di Jakarta. Sentak saya langsung berfikir, dulunya ibu (baca nenek) tidak mau dipisahkan dari kakek, kemana kakek pergi kesana ibu (baca nenek) pergi untuk menemaninya. Jadi saya mulai merasa ada keanehan dan langsung saya tanyakan kepada ibu (baca nenek), "bu, kenapa sekarang bisa ikhlas melepaskan kakek pergi sendiri dan yang biasanya ibu selalu ikut pergi bersama-sama dan tidak bisa dipisahkan?" lalu ibu (baca nenek) menjawab, "ya dek (panggilan nama kecil saya), sekarang ibu harus bisa belajar ikhlas, belajar ikhlas melepas kakek untuk pergi sendirian tanpa ditemani oleh ibu lagi, kalau tidak dimulai sekarang kapan lagi ibu bisa belajar ikhlas melepas kakek pergi sendiri". Saya pun mulai merasa tersentak dan hanya bisa berpikir positif benar adanya kalau kita harus bisa belajar ikhlas dalam mulai melakukan sesuatu, dimulai dari detik ini, hari ini, dan insya allah seterusnya. Amin...


Salam,
Cucu Tersayang

AMan

Selasa, 08 Maret 2011

AKHIR DARI SEMUA HAL...

            Selasa, 15 Februari 2011. Saat semua keheningan menerpa padang rumput yang sering kali oleh angin-angin kecil. Dua sosokpun sedang santainya mengendarai motor bebek yang tidak berapa lama baru dibeli oleh beliau dengan jerih payah sendiri. Suasana mulai terasa tersentak saat motor bebek yang dikendarai tadi ingin menghindari sebuah pintu mobil yang tidak disengaja dibuka oleh pengendaranya saat mobil parkir di sebelah kiri jalan raya. Motor tersebut oleng tak terkendali, sosok yang diboncengpun tiba-tiba kaget dan.... Astaghfirullah.... jatuh ke belakang dari tempat duduknya. Kepala bagian belakang langsung terbentur ke aspal. Kala saat helm yang dipegang enggan untuk dipasang. Darahpun sedikit-sedikit mengalir dari kepala bagian belakang, aliran nafaspun menjadi tak terkendali. Gelisah, bingung, takut, cemas, semua jadi satu saat sosok yang mengendarai motor tadi melihat sosok yang sudah dalam keadaan tak sadarkan diri. Tidak lama kemudian sosok yang terjatuh itu tidak sadarkan diri, dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun rumah sakit terdekat menyayangkan bahwa beliau tidak dapat diterima di rumah sakit ini dengan alasan yang luka yang sangat parah, kemudian diantarlah ke rumah sakit yang lebih besar dan dikira mampu untuk menerima beliau. Akhirnya sampailah si rumah sakit yang dituju, tidak berselang kemudian beliau langsung diinfus, di beri alat bantu (spot jantung) biar bisa sadarkan diri. Namun Yang Di Atas berkehendak lain, saat adzan Maghrib dikumandangkan beliau pergi untuk selama-lamanya.... Innalillahi, Wainna Ilaihi Rojiuun.... Selamat Jalan Ibu, Nenek Saya, Mardanis.... Maafkanlah semua kesalahan yang pernah diperbuat cucu ibu yang masih belum punya pengetahuan dan ilmu yang cukup ini. Semoga engkau tenang disana, dan berilah kemudahan dan kelapangan bagi beliau serta posisikanlah beliau ditempat yang mulia disisiMu Ya Allah.... Amin...



Salam,
Cucu Tersayang

AMan